Judul buku : Winter in Tokyo
Jenis
: Romansa
Penulis
: Ilana Tan
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal :
320 halaman (20 cm)
Cetakan : Januari 2015
Membaca novel musimnya Ilana Tan memang
harus berurutan, ini adalah novel ketiga dari empat novel Ilana Tan. Seperti dua novel
sebelumnya, Summer in Seoul dan Autumn in Paris dan satu novel sesudahnya
Spring in London, novel ini juga menggunakan musim sebagai judul, yaitu Winter
in Tokyo atau kalau dibahasa Indonesiakan “Musim Dingin di Tokyo”. Novel ini
bercerita tentang kisah cinta seorang gadis keturunan (Indonesia – Jepang)
bernama Ishida Keiko dengan seorang pria yang bernama Nishimura Kazuto.
Semua
berawal ketika Ishida Keiko yang tinggal di sebuah apartemen kecil dua lantai
di pinggiran Tokyo mendadak kedatangan tetangga baru. Nishimura Kazuto, nama
tetangga baru itu. Dia kembali ke Tokyo setelah 10 tahun lamanya tinggal di
Amerika dan tidak pernah pulang ke Jepang. Alasan kepulangannya satu, untuk
melupakan Yuri. Sahabat, tetangga, dan wanita yang dicintainya dan akan menikah
dengan sahabatnya sendiri. Perlahan, Keiko mulai akrab dengan Kazuto. Meskipun
kesan pertama Keiko setelah melihat Nishimura Kazuto adalah seorang pria yang
cukup berantakan, namun kebaikan hati Kazuto mampu menyentuh hati Keiko dalam
jangka waktu pendek, karena Kazuto ternyata seorang pria yang perhatian, baik
hati, menyenangkan dan bisa diandalkan. Apartemen mereka yang berhadapan,
semakin mempererat hubungan keduanya.
Keduanya
tidak sadar ketika cinta perlahan menelusup di hati. Di sisi lain, Keiko yang
sejak kecil masih dibayang-bayangi oleh cinta pertamanya, seorang bocah
laki-laki bertopi biru yang menolongnya mencarikan liontinnya yang terjatuh di
hari bersalju, nampaknya kurang bisa membuka hati ke pria lain walaupun Kazuto
sedekat itu dengannya. Keiko yang masih terbayang akan cinta pertamanya, Kitano
Akira, mencoba memungkiri perasaannya. Seolah melupakan Kazuto, Keiko terbuai
dalam angannya sendiri. Kazuto di pihak lain, lebih ekspresif, mengingat
pekerjaannya sebagai street photografer, ia lebih cepat menyadari perasaannya
terhadap Keiko. Fokus kameranya selalu membidik sosok Keiko. Mengejar sosok
Keiko, dan frustasi karena Keiko tidak pernah bisa melihatnya. Semua berjalan
begitu salah. Sampai suatu hari pertemuan tak terduga dengan cinta pertamanya
menghampiri dengan tiba-tiba. Ternyata cinta pertama Keiko sewaktu kecil dulu
adalah sahabat Kazuto sejak kecil yang bernama Kitano Akira. Keiko yang masih
berbunga-bunga lantaran bertemu dengan cinta pertamanya harus menghadapi
kenyataan pahit yang lain ketika, sesuatu yang berharga yang telah lama di sampingnya
seakan menghilang tak berbekas, karena sebuah kecelakaan tak terduga terjadi
yang menyebabkan Kazuto Nishimura kehilangan ingatannya.
Kemudian,
Kazuto kehilangan ingatan karena sebuah kecelakaan. Meninggalkan lubang besar
dalam dadanya. Ia masih bisa mengingat hingga hari sebelum kepulangannya ke
Tokyo saat ia masih di Amerika. Celakanya ia melupakan bagian terbaik
kenangannya selama sebulan di Tokyo. Termasuk seseorang yang sudah menjadi
bagian dari hidupnya, atau kejadian saat malam natal, ucapannya di stasiun,
janjinya akan hari valentine. Disaat dia tidak bisa mengingat apapun, Yuri
bagian dari masa lalu itupun datang. Membuat dia semakin jauh dari orang yang
harusnya dia sayangi.
Tapi takdir
tetap bermain disini. Terhalang apapun, hati tidak pernah berbohong. Dia, dia
yang hilang ingatan, yang seharusnya tidak ingat apa-apa selalu berdebar setiap
kali melihat orang itu. Orang yang tidak bisa dia ingat. Saat itulah Keiko
menyadari bagaimana perasaannya terhadap Kazuto. Ia merasa begitu kehilangan.
Dan sangat sakit hati ketika Yuri datang ke Jepang. Namun perasaan tidak bisa
berbohong. Kendati lupa akan kenangannya bersama Keiko, Kazuto tetap jatuh ke
dalam perangkap cinta yang sama. Ia sekali lagi jatuh cinta pada Keiko. Namun,
Kazuto tidak bisa berkutik ketika hubungan Keiko dengan Kitano Akira semakin
intim. Semua terasa begitu salah.
Hingga
akhirnya Ishida Keiko benar-benar menyadari cintanya pada Nishimura Kazuto, dan
begitupun dengan Nishimura Kazuto yang sudah pulih dengan ingatannya yang masih
mencintai Ishida Keiko sebelum, saat dan sesudah amnesia. Dan akhirnya mereka
pun bersama.
Di novel ketiganya ini, Ilana Tan semakin piawai membentuk karakter tokoh-tokoh
utamanya. Sehingga novel ini dapat meninggalkan kesan yang baik di hati
pembaca, terutama para remaja. Karena sebagian besar karakter novel ini
disesuaikan dengan karakter remaja-remaja jaman sekarang. Para remaja yang
membaca novel ini pasti seolah-olah ia ikut merasakan apa yang dirasakan oleh
tokoh utama dalam novel tersebut , apalagi para remaja yang suka novel romance.
Ada
kata-kata yang saya sukai dari novel Ilana Tan yang satu ini yaitu
“Kenapa harus takut gelap kalau ada banyak hal
indah yang hanya bisa dilihat sewaktu gelap” -Nishimura Kazuto kepada Ishida
Keiko
Jujur saya sangat menyukai kata-kata ini karena
pada waktu itu saya sangat takut akan gelap sehingga kata-kata ini menjadi
motivasi tersendiri untuk saya.
- Kelebihan novel "Winter in Tokyo" :
jalan ceritanya yang menarik dan berbeda dari
novel-novel lain, sehingga membuat pembaca sulit menebak peristiwa yang terjadi
selanjutnya dan juga bisa membuat pembaca penasaran serta mengundang antusias
pembaca untuk membaca novel ini. Sampul novel Winter In Tokyo ini juga
menarik, dengan judul yang menarik pula. Ketika konflik di tengah buku sudah
mulai menyeruak, saya semakin bisa merasakan sakitnya hati Keiko seolah-olah
saya yang merasakannya. Salut untuk Ilana Tan yang bisa menciptakan novel
seindah ini. Apalagi endingnya, bisa membuat pembaca berteriak-teriak sendiri
karena senangnya. Novel ini adalah rekomendasi terbaik untuk teman-teman yang
suka membaca kisah romance tanpa ada kesan norak di dalamnya.
-Kekurangan
novel”Winter in Tokyo”:
Beberapa kata-katanya masih menggunakan bahasa yang
tidak baku atau kurang baik dan masih ada beberapa kata yang menggunakan
bahasa Jepang sehingga sulit untuk dimengerti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar